Kostatv.id – Salat Idul Fitri yang digelar di Lapangan Tamanan Banguntapan, Bantul, DIY, menjadi sorotan ketika sebuah video ceramah viral di media sosial.
Dalam video tersebut, seorang khatib dengan tegas menyampaikan dugaan kecurangan pemilu, menyebut nama Presiden Joko Widodo, yang kemudian diikuti dengan meninggalkannya sebagian jemaah.
Akun @merapi_uncover yang mengunggah video tersebut menyebutkan bahwa kejadian tersebut terjadi di Bantul, DIY. “Sholat ied di lapangan Tamanan Bantul lagi rame lur, khotbah politik di tinggal bubar jamaah,” tulis akun tersebut.
Dari dua potongan video yang diunggah, satu menampilkan sejumlah jemaah meninggalkan lapangan tempat salat, sementara yang lain menunjukkan sosok khatib yang menyampaikan ceramah yang menyinggung pemilu.
Menurut @ekosupraptowibowo, lokasi Salat Id tersebut berada di Lapangan Tamanan Banguntapan, Bantul, DIY. Namun, reaksi beberapa jemaah cukup dramatis ketika khotib menyentuh isu politik yang sensitif.
“Sang khatib menyebutkan bahwa kecurangan dalam pemilu, yang dinilai banyak pihak sebagai yang terburuk dalam sejarah Indonesia, melibatkan pejabat negara, termasuk Presiden Joko Widodo,” ungkap @ekosupraptowibowo dalam rekaman tersebut.
Baca: Viral! Oknum Polisi Tusuk dan Tembak Debt Collector di Palembang
Riuh rendah terdengar dari arah para jamaah ketika khotib tersebut menyampaikan ceramahnya. “Sebab itu mereka yang dulu merasa sebagai pemilihnya sebaiknya istighfar karena pilihannya telah membuat kecewa banyak pihak. Bangsa kita adalah bangsa yang besar…,” lanjut sang khatib.
Namun, apa yang disampaikan oleh khatib tersebut jelas melanggar panduan yang telah dikeluarkan oleh Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bantul beberapa hari sebelumnya. Panduan tersebut menjelaskan bahwa materi ceramah harus bersifat keagamaan, tanpa muatan politik praktis.
Kepala Kantor Kemenag Bantul, Ahmad Shidqi, menyatakan bahwa salat Idul Fitri di Lapangan Tamanan tersebut diselenggarakan oleh panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) setempat.
Hasil klarifikasi dari jajaran KUA kepada ketua PHBI setempat mengungkap bahwa sang khatib adalah seorang akademisi atau dosen di Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Sebagian jamaah meninggalkan lapangan ketika khotib menyinggung isu politik, yang dianggap tidak sesuai dengan semangat Salat Id.
“Betul bahwa, di tengah khutbah, sebagian jamaah pergi meninggalkan lapangan setelah menyimak isi materi khutbah yang menyitir salah satu ayat Al Quran dikaitkan dengan kecurangan pemilu,” demikian hasil klarifikasi Ahmad sebagaimana dilansir dari laman CNN Indonesia.
Ahmad menegaskan bahwa panitia telah mengoreksi diri dan berjanji agar lebih berhati-hati di masa mendatang. Kemenag turut mengimbau agar masyarakat mematuhi panduan pemerintah sehingga kejadian serupa tidak terulang di tempat lain.











