KOSTATV.ID – Telapak tangan yang terus-menerus berkeringat bisa jadi bukan sekadar reaksi terhadap cuaca panas atau aktivitas fisik. Kondisi yang dikenal sebagai hiperhidrosis palmar ini dapat terjadi bahkan saat tubuh dalam keadaan istirahat, dan sering kali menyebabkan ketidaknyamanan hingga rasa malu saat bersosialisasi.
Hiperhidrosis Palmar: Saat Kelenjar Keringat Bekerja Terlalu Aktif
Secara medis, kondisi ini disebabkan oleh aktivitas berlebihan kelenjar keringat ekrin yang berada di telapak tangan dan kaki. Tidak seperti keringat pada ketiak atau dada yang dipicu hormon norepinefrin, kelenjar ekrin dipicu oleh asetilkolin melalui jalur saraf simpatis.
“Karena berbeda jalur, seseorang bisa mengalami keringat berlebih di tangan tanpa disertai keringat di bagian tubuh lain,” ujar seorang dokter spesialis saraf.
Hiperhidrosis biasanya bersifat simetris dan menyerang kedua tangan secara bersamaan. Beberapa faktor pemicu di antaranya:
1. Faktor Emosional
Stres, rasa cemas, gugup, hingga rasa malu bisa memicu lonjakan asetilkolin yang menyebabkan telapak tangan tiba-tiba basah oleh keringat.
2. Gangguan Hormon
Ketidakseimbangan hormon akibat gangguan endokrin bisa menjadi pemicu. Kondisi ini kerap kali muncul bersamaan dengan gejala lain seperti perubahan berat badan atau siklus haid tidak teratur.
3. Penyebab Neurologis
Beberapa kondisi neurologis seperti penyakit Parkinson, cedera saraf tulang belakang, atau stroke dapat mengganggu pengiriman sinyal saraf yang memicu produksi keringat berlebih.
4. Tumor dan Kanker
Tumor tertentu, baik jinak maupun ganas, seperti limfoma Hodgkin atau tumor neuroendokrin, dapat mempengaruhi sistem saraf atau hormonal yang pada akhirnya menyebabkan hiperhidrosis.
5. Infeksi dan Demam
Baca: Waspadai Telinga Kemasukan Air, Ini Cara Aman Mengatasinya
Infeksi yang menyebabkan demam tinggi dapat mengganggu pengaturan suhu tubuh dan memicu keringat berlebih, termasuk pada telapak tangan.
6. Obat-obatan dan Zat Tertentu
Konsumsi alkohol, opioid, serta beberapa obat antidepresan dan antiinflamasi non-steroid juga diketahui dapat menyebabkan efek samping berupa hiperhidrosis.
Solusi untuk Hiperhidrosis
Berikut beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengelola telapak tangan berkeringat:
Perubahan Gaya Hidup
Menghindari pemicu stres, mengenakan pakaian berbahan adem, serta menggunakan bedak penyerap keringat bisa menjadi langkah awal yang efektif.
Antiperspiran Khusus
Produk berbahan aktif seperti aluminium klorida dapat diaplikasikan langsung ke telapak tangan untuk menghambat kelenjar keringat.
Prosedur Medis
Untuk kasus yang lebih serius, dokter dapat menyarankan prosedur seperti:
– Iontophoresis: Penggunaan arus listrik ringan untuk menghambat keringat.
– Botox: Suntikan botulinum toxin untuk memblokir sinyal saraf penyebab keringat.
– Operasi: Pemotongan saraf simpatis atau pengangkatan kelenjar keringat, sebagai opsi terakhir.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasi dengan tenaga medis apabila:
– Keringat mengganggu aktivitas sehari-hari.
– Muncul gejala lain seperti demam, penurunan berat badan, atau nyeri dada.
– Pengobatan rumahan tidak menunjukkan hasil.
Meski bukan kondisi yang membahayakan, hiperhidrosis dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Dengan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai, gejala ini bisa dikendalikan.