KOSTATV.ID – JAKARTA – Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengingatkan Presiden Prabowo Subianto untuk tidak terburu-buru membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Menurutnya, Indonesia harus tetap konsisten mendukung kemerdekaan Palestina dan tidak melangkah sebelum penjajahan atas negeri itu benar-benar dihentikan.
“Sekarang Palestina masih terjajah, maka Palestina harus merdeka terlebih dahulu. Untuk kita membuka hubungan diplomatik dengan Israel, jangan terlalu buru-buru,” ujar Djarot usai Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, sebagaimana dilansir dari laman Kompas, Senin (2/6/2025).
Djarot menekankan bahwa sikap Indonesia seharusnya berlandaskan pada nilai-nilai yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yakni bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.
“Sepanjang Palestina masih menjadi bangsa terjajah, kita tidak bisa membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Karena itu bertentangan dengan undang-undang dasar,” tegasnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia siap membuka hubungan diplomatik dengan Israel, asalkan negara tersebut terlebih dahulu mengakui kemerdekaan Palestina. Pernyataan itu disampaikan dalam pertemuan bilateral bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/5/2025).
Baca: PDIP Tegaskan Tak Harus Gabung Pemerintahan Meski Megawati-Prabowo Bertemu
“Indonesia sudah menyampaikan, begitu negara Palestina diakui oleh Israel, Indonesia siap untuk mengakui Israel dan membuka hubungan diplomatik,” kata Prabowo dalam konferensi pers bersama Macron.
Presiden juga menegaskan bahwa solusi dua negara (two states solution) tetap menjadi pijakan utama bagi Indonesia dalam mendukung perdamaian di Timur Tengah.
“Kemerdekaan bagi bangsa Palestina merupakan satu-satunya jalan menuju perdamaian yang sejati,” ujar Prabowo. Ia juga menambahkan bahwa keamanan dan kedaulatan Israel tetap perlu dihormati sebagai bagian dari solusi menyeluruh.
Pernyataan Presiden Prabowo itu mendapat reaksi beragam dari berbagai kalangan, termasuk organisasi keagamaan seperti PBNU, yang menyambut baik pendekatan diplomatik tersebut dengan catatan bahwa kemerdekaan Palestina harus menjadi prasyarat utama.