Daerah

393 Tahun Kabupaten Tasikmalaya, Antara Gemerlap Perayaan dan Luka Lama

×

393 Tahun Kabupaten Tasikmalaya, Antara Gemerlap Perayaan dan Luka Lama

Sebarkan artikel ini

Kostatv.id – Tasikmalaya – Ketua Umum Aliansi Mahasiswa Tasikmalaya, Riswara Nugroho, menyoroti realitas di balik kemegahan perayaan Hari Jadi ke-393 Kabupaten Tasikmalaya.

Menurutnya, usia nyaris empat abad seharusnya menjadi cermin kemajuan, bukan sekadar simbol sejarah.

“Di tengah euforia peringatan, luka-luka lama belum juga sembuh. Kita belum benar-benar merdeka,” ujar Riswara, melalui pernyataan resmi yang diterima wartawan, sabtu (26/07/2025)

Ia menilai, persoalan jalan rusak masih menjadi pemandangan umum di berbagai pelosok desa. Ketimpangan infrastruktur menghambat pergerakan ekonomi lokal.

“Jalan mulus hanya dinikmati pusat kota, sementara desa-desa terabaikan,”tegasnya.

Tak hanya itu, sektor pendidikan pun dinilainya belum menyentuh seluruh lapisan. Banyak sekolah di pelosok minim fasilitas, anak-anak harus belajar dalam keterbatasan yang mengkhawatirkan.

Masalah serupa juga terjadi di sektor kesehatan. Fasilitas yang layak sulit dijangkau, terutama di daerah terpencil.

“Perjalanan panjang menuju puskesmas kerap jadi taruhan nyawa. Ini bukan cerita baru,” katanya.

Kaum muda, lanjut Riswara, pun belum punya cukup ruang untuk bertumbuh. Kesempatan kerja, pelatihan, dan akses permodalan masih terbatas. Kreativitas kerap terhenti karena tak ada ruang yang mendukung.

Yang paling menyayat, kata Riswara, adalah wajah kemiskinan yang seolah jadi pemandangan biasa.

“Setelah 393 tahun, seharusnya Tasikmalaya bisa lebih sejahtera. Tapi ketimpangan justru masih menganga,”tandasnya

Ia menegaskan, hari jadi seharusnya menjadi momentum refleksi, bukan sekadar perayaan seremonial.

“Tasikmalaya tak butuh pesta mewah, tapi langkah konkret. Rakyat tak butuh janji, tapi bukti,” pungkasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang hadir di Komplek Gedung Bupati turut memberikan pernyataan bernada kritik.

“Kalau Tasik ‘Ngadaun Ngora’, tidak boleh lagi ada jalan rusak, sekolah ambruk, atau warga ditolak berobat hanya karena tak punya BPJS. Tak boleh ada anak yang tak sekolah,” tegasnya dari atas mobil yang dijadikan podium.

Ia juga menyoroti praktik komersialisasi di sekolah seperti penjualan seragam, buku, hingga kegiatan wisata berkedok study tour.

Dedi berharap ke depan Bupati Tasikmalaya mampu mewujudkan harapan masyarakat bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, termasuk memperhatikan kesejahteraan hansip dan memperbaiki rumah-rumah warga miskin.

“Momentum ini seharusnya jadi titik balik untuk mewujudkan Kabupaten Tasikmalaya yang benar-benar Raharja,”tutupnya. (fanji)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!