Kostatv.id – Kejaksaan Agung (Kejagung) dirumorkan menjadi sasaran teror pada Senin malam, 20 Mei 2024. Dugaan tersebut muncul setelah sebuah video mencurigakan beredar di kalangan wartawan pada Selasa, 21 Mei lalu.
Dalam video singkat berdurasi 16 detik yang diterima oleh Tempo, terlihat sebuah konvoi kendaraan berupa belasan motor dan mobil, bergerak di sekitar kantor Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan. Konvoi tersebut terhenti sejenak di depan gerbang utama kantor Kejagung sambil membunyikan sirine dengan keras.
Setelah beberapa saat, kendaraan-kendaraan itu perlahan-lahan meninggalkan lokasi dipimpin oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor. Terlihat dalam aksi tersebut, sekitar 15 sepeda motor dikendarai oleh individu berpakaian hitam dan dua mobil besar beriringan yang membunyikan sirine dengan nyaring.
Namun, video tersebut tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai tujuan dari aksi tersebut. Tidak diketahui juga alasan di balik pembunyian sirine dan pemberhentian di depan gerbang kantor Kejaksaan Agung. Namun, diketahui bahwa konvoi tersebut telah mengelilingi kantor Kejaksaan Agung sebanyak delapan kali.
Kejadian tersebut terjadi di tengah sorotan yang dialamatkan kepada Kejaksaan Agung setelah mengungkap kasus korupsi Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah senilai Rp271 triliun.
Sehari sebelumnya, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, Febrie Adriansyah, diduga dikuntit oleh anggota polisi dari Satuan Detasemen Khusus Antiteror (Densus 88).
Baca: Viral! Pajero dengan Senapan Mesin Ditilang Polisi
Dilansir dari Tempo, satu anggota Densus 88 tertangkap basah saat memantau makan malam Febrie di sebuah restoran di Cipete, Jakarta Selatan. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 20.00 atau 21.00 WIB pada Ahad, 19 Mei 2024.
Dua sumber yang mengetahui peristiwa itu menjelaskan kronologinya. Febrie tiba di restoran yang menyajikan kuliner Prancis bersama seorang ajudan dan motor patwal Polisi Militer. Kedatangannya disusul oleh dua orang yang diduga anggota Densus 88, berpakaian santai dan datang dengan berjalan kaki.
Salah satu anggota Densus 88 tersebut meminta meja di lantai dua dengan alasan ingin merokok, namun dia selalu memakai masker dan hanya sesekali menyesap rokok. Febrie berada di ruangan VIP di lantai dua dengan dinding kaca.
Pria itu kemudian mengarahkan alat yang diduga perekam ke arah ruangan Febrie. Ketika dua orang tersebut berjalan setengah lari keluar restoran, salah satunya langsung dirangkul oleh polisi militer, sementara yang lainnya melarikan diri.
Febrie sebelumnya mendapatkan pengawalan dari polisi militer TNI atas bantuan pengamanan dari Jaksa Agung Muda Bidang Militer karena sedang menangani kasus korupsi besar seperti kasus tambang. Penyidik Kejagung yang menggeledah dalam kasus tambang di Bangka Belitung juga mengalami intimidasi.
Selain dua anggota Densus 88 yang masuk ke restoran, beberapa orang terlihat memantau Febrie Adriansyah dari luar. Beberapa dari mereka terlihat dari beberapa titik sekitar 50 meter dari restoran. Setelah tertangkap, anggota polisi yang terjaring dibawa pergi dengan mobil oleh pengawal Febrie.











