Gaya Hidup

Mengurai Fenomena FOMO di Era Digital

×

Mengurai Fenomena FOMO di Era Digital

Sebarkan artikel ini

Kostatv.id – Belakangan ini, istilah FOMO atau Fear of Missing Out tengah populer dan sering kali digunakan oleh masyarakat modern. FOMO adalah istilah yang merujuk pada ketakutan berlebihan seseorang untuk tidak mengetahui atau tertinggal informasi serta tren yang sedang populer di kalangan umum. 

Fenomena ini semakin mencuat seiring pesatnya perkembangan teknologi dan kemudahan akses ke media sosial, yang memberikan berbagai dampak bagi kehidupan masyarakat di seluruh dunia.

Orang yang mengalami FOMO biasanya sangat tergantung pada media sosial dan tren terbaru. Mereka cenderung ingin selalu tahu kabar, tren, atau situasi terkini dan merasa cemas bila tertinggal. 

Gejala FOMO dapat mencakup perasaan cemas yang berlebihan, menurunnya rasa percaya diri, serta keinginan yang kuat untuk terus mengikuti apa yang sedang viral.

Selain kecemasan, FOMO juga memiliki dampak negatif lain, seperti menurunkan rasa percaya diri. Seseorang yang terkena FOMO mungkin merasa tertekan dan tidak nyaman saat berada di tengah orang lain jika mereka merasa tertinggal informasi. 

Hal ini terjadi karena mereka cenderung menganggap diri mereka kurang up-to-date dibandingkan orang lain. Akibatnya, mereka sering merasa inferior, meski sebenarnya perasaan tersebut hanya merupakan hasil dari pemikiran mereka sendiri.

Biasanya orang yang mengalami FOMO akan berusaha keras untuk selalu mengikuti tren, mengetahui segala sesuatu, dan berusaha selalu hadir dalam momen-momen penting. Rasa takut tertinggal ini membuat mereka merasa perlu untuk terus terhubung dengan informasi terbaru.

Cara Mengatasi FOMO yang Mengurangi Kepercayaan Diri

Baca: Mengenal Baby Blues yang Diduga Jadi Pemicu Polwan Bakar Suami

1. Menanamkan Rasa Percaya Diri

Langkah pertama untuk mengatasi FOMO adalah menanamkan rasa percaya diri. Setiap individu perlu menyadari bahwa mereka tidak harus selalu tahu atau ikut serta dalam setiap tren atau momen yang ada. 

Penting untuk memahami bahwa rasa takut tertinggal hanya ada dalam pikiran dan tidak mempengaruhi nilai diri di mata orang lain. Dengan menanamkan prinsip bahwa kita tidak harus selalu tahu segalanya, seseorang dapat mengurangi tekanan dan kecemasan yang timbul dari FOMO.

2. Melakukan Pembatasan dalam Penggunaan Media Sosial

Pembatasan penggunaan media sosial menjadi langkah penting dalam mengatasi FOMO. Memang, di era digital ini sulit untuk benar-benar beristirahat dari gawai, namun bukan berarti tidak mungkin. 

Mengatur waktu penggunaan media sosial dengan bijak, misalnya hanya menggunakan media sosial pada jam-jam tertentu dan dengan durasi yang terbatas, dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap informasi dan tren terbaru. Dengan begitu, seseorang dapat lebih fokus pada kegiatan yang lebih berarti dan mengurangi kecemasan akibat FOMO.

3. Mengisi Waktu Luang dengan Hobi

Seseorang yang kecanduan media sosial dan mengalami FOMO seringkali memiliki waktu luang yang tidak dimanfaatkan dengan baik. Mengisi waktu luang dengan hobi atau kegiatan positif, seperti olahraga, menggambar, melukis, atau membaca buku, dapat menjadi cara efektif untuk mengurangi penggunaan media sosial. 

Dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat, intensitas penggunaan media sosial akan berkurang, sehingga rasa ingin tahu yang berlebihan terhadap tren dan informasi juga dapat diminimalisir. Mengisi waktu dengan kegiatan positif juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan memberi nilai lebih pada diri seseorang.

FOMO adalah fenomena yang mencerminkan bagaimana teknologi dan media sosial mempengaruhi kehidupan kita. Namun, dengan mengelola penggunaan media sosial dengan bijak dan meningkatkan kesadaran diri, kita dapat mengurangi dampak negatif FOMO dan menjaga kesejahteraan mental serta kepercayaan diri kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!