Pendidikan

Kontroversi Dekan Unair Dicopot Usai Tolak Rencana Dokter Asing

×

Kontroversi Dekan Unair Dicopot Usai Tolak Rencana Dokter Asing

Sebarkan artikel ini

Kostatv.id – Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Prof Dr dr Budi Santoso SpOG FER, dipecat dari jabatannya setelah menolak rencana Kementerian Kesehatan untuk mendatangkan dokter asing ke Indonesia. Peristiwa ini menjadi sorotan karena konsekuensi berat yang diterimanya atas pendiriannya.

Pemecatan Prof Budi terjadi setelah dipanggil oleh Rektor Unair, Prof Nasih, pada Senin (1/7/2024), setelah ia mengeluarkan komentar menentang rencana Kemenkes tersebut. 

“Iya benar (dihentikan dari jabatan Dekan FK Unair). Saya Senin dipanggil, saya dianggap salah melampaui kewenangan,” ungkap Prof Budi sebagaimana dilansir dari laman detikJatim pada Rabu (3/7/2024).

Keesokan harinya, Prof Budi diminta hadir di hadapan rektor, senat akademis, dan sekretaris universitas untuk menjelaskan posisinya. Namun, karena sedang berada di Jakarta sebagai narasumber acara, ia tidak bisa hadir. 

Pada pagi Rabu (3/7/2024), Prof Budi diberitahu secara resmi bahwa ia akan dicopot dari jabatannya sebagai dekan FK Unair. “Suratnya sedang diproses. Jam 15.00 WIB, suratnya saya terima,” jelasnya.

Baca: Rektor Unair Tanggapi Kritik terhadap Situasi Demokrasi di Indonesia

Universitas Airlangga melalui Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) Unair, dr Martha Kurnia Kusumawardani SpKFR (K), membenarkan pemberhentian Prof Budi. Martha menyatakan bahwa kebijakan ini merupakan upaya internal untuk meningkatkan tata kelola kelembagaan di FK Unair.

Sebelumnya, Prof Budi dengan tegas menolak rencana Kemenkes yang ingin mendatangkan dokter asing, dengan keyakinannya bahwa fakultas kedokteran di Indonesia mampu meluluskan dokter-dokter berkualitas tanpa perlu campur tangan dokter asing.

“Kami dari fakultas kedokteran tidak setuju. Saya pikir semua dokter di Indonesia tidak rela kalau dokter asing bekerja di sini,” tegasnya.

Pendirian tersebut dibuktikan dengan upaya Prof Budi dalam menyampaikan penolakannya kepada Kemenkes, menegaskan bahwa dokter-dokter lokal sudah cukup mampu untuk memenuhi kebutuhan medis di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!