Ekonomi & Bisnis

Daya Beli Masyarakat Turun, BPS Catat Pertumbuhan Konsumsi 4,93%

×

Daya Beli Masyarakat Turun, BPS Catat Pertumbuhan Konsumsi 4,93%

Sebarkan artikel ini

Kostatv.id – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan adanya penurunan daya beli di kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah. 

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Isy Karim, mengungkapkan bahwa penurunan ini tidak hanya terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS), tetapi juga melalui pengamatan langsung di pasar tradisional.

“Selain melihat angka dari BPS, kami juga memantau kondisi di pasar secara langsung. Misalnya di Pasar Tanah Abang dan Mangga Dua, kami mendengar keluhan dari pedagang tentang sepinya pembeli,” ujar Isy saat ditemui di Pantai Indah Kapuk Avenue, Jakarta Utara, Kamis (8/8/2024).

Isy menjelaskan bahwa penurunan daya beli masyarakat tampak jelas dalam survei pasar, yang menunjukkan adanya penurunan jumlah transaksi di pasar tradisional. 

Untuk mengatasi hal ini, Kemendag telah melaksanakan berbagai inisiatif, termasuk mengadakan pameran dan diskon di ritel guna merangsang aktivitas belanja.

Meskipun demikian, Isy menegaskan bahwa razia tidak akan dilakukan di pusat perbelanjaan atau pasar. Razia difokuskan pada barang impor ilegal di gudang importir.

Baca: BPS Rilis Data Terbaru: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 4,94% pada Kuartal III-2023

“Kami harap pedagang tidak khawatir akan razia di pasar. Razia akan dilakukan di gudang importir untuk menjaga ketenangan dalam aktivitas perdagangan,” tambahnya.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, juga mengonfirmasi penurunan daya beli ini. Dia mencatat adanya perubahan tren belanja, di mana masyarakat kelas menengah bawah cenderung membeli barang-barang dengan harga lebih murah. 

“Tren belanja menunjukkan masyarakat membeli produk dengan harga lebih rendah. Toko-toko seperti Miniso dan Sociolla mengalami lonjakan penjualan karena harga barangnya yang terjangkau,” ungkap Alphonzus.

Data BPS menunjukkan konsumsi rumah tangga tumbuh 4,93% pada kuartal II-2024, melanjutkan tren pertumbuhan yang melambat di bawah 5% dalam tiga kuartal terakhir. 

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, menambahkan bahwa meskipun pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap positif, beberapa komoditas menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya.

“Dari hitungan BPS, konsumsi rumah tangga tetap tumbuh positif 4,93%, lebih tinggi dari tahun lalu, tetapi ada beberapa komoditas yang pertumbuhannya tidak setinggi tahun lalu,” jelas Moh Edy dalam konferensi pers, Senin (5/8/2024).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!