Kostatv.id – Puisi bertema kritik sosial adalah bentuk ekspresi artistik yang dirancang untuk mengungkapkan kritik terhadap berbagai masalah sosial yang ada di masyarakat.
Jenis puisi ini berfungsi sebagai sarana untuk mengeksplorasi dan menyoroti isu-isu seperti ketimpangan sosial, ketidakadilan, korupsi, serta ketidakpuasan terhadap pemerintahan.
Dalam puisi kritik sosial, penyair menggunakan bahasa yang kreatif dan suggestif untuk menyampaikan pesan-pesan kritisnya. Melalui penggunaan imaji dan metafora, puisi ini tidak hanya merangkai kata-kata tetapi juga mengajak pembaca untuk merasakan dan terlibat secara emosional dalam narasi yang disajikan.
Tujuan utama dari puisi kritik sosial adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap permasalahan yang sedang berlangsung.
Lebih dari sekadar hiburan, puisi ini berusaha menggugah pikiran dan perasaan pembaca, membangkitkan keprihatinan serta kemarahan terhadap ketidakadilan yang dialami oleh berbagai kelompok dalam masyarakat.
Puisi bertema kritik sosial juga berperan sebagai alat untuk perubahan sosial. Dengan mengungkapkan kritik secara artistik, penyair berharap dapat mendorong pembaca untuk mengambil tindakan konkret, baik dalam bentuk gerakan sosial, aktivisme, atau perubahan kebijakan.
Untuk memahami lebih dalam, berikut beberapa contoh puisi bertema kritik sosial yang menarik untuk dibaca dan direnungkan:
1. Wajah Kota
Di tengah gemerlap cahaya,
Kota ini tersenyum dengan megah,
Namun di sudut-sudut gelap,
Wajahnya berkerut, bersembunyi dalam debu.
Gedung tinggi menjulang,
Menutupi langit biru yang pernah kita kagumi,
Sementara di bawah sana,
Mereka yang tak terlihat, bergelut dengan nasib.
Pesta pora di panggung gemilang,
Mengabaikan jerit pilu yang terpendam,
Suara mereka tenggelam,
Dalam riuh rendah kebisingan dunia.
Lalu di mana keadilan,
Jika yang kuat terus menekan,
Dan yang lemah hanya bisa berharap,
Pada keajaiban yang tak kunjung datang?
2. Janji Manis
Di setiap musim kampanye,
Janji-janji berhamburan seperti hujan,
Manis di telinga, namun pahit di hati,
Saat kenyataan berbicara tanpa basa-basi.
Mereka yang berkuasa,
Menyulam kata dengan indah,
Namun di balik layar,
Rakyat menangis dalam sunyi.
Baca: 5 Puisi Bertema Bintang untuk Menyelami Keindahan Langit Malam
Di bawah sinar kamera,
Segala nampak sempurna,
Namun di lorong-lorong sunyi,
Kejujuran terbungkus rapat oleh dusta.
Kapan kita akan sadar,
Bahwa janji hanya sekedar janji,
Jika tidak diiringi tindakan nyata,
Yang berpihak pada mereka yang terluka?
3. Kesenjangan
Di satu sisi dunia ini,
Mereka hidup dalam kemewahan,
Sedangkan di sisi lainnya,
Kehidupan bertahan dengan kepedihan.
Mereka yang berlimpah harta,
Menikmati setiap detik dengan pesta,
Sedangkan di gang-gang sempit,
Rakyat mengais harapan di antara sisa-sisa.
Pendidikan hanya untuk yang mampu,
Sementara yang miskin terpinggirkan,
Kesehatan adalah kemewahan,
Bukan hak setiap insan.
Kapan kita akan mengerti,
Bahwa setiap jiwa berhak atas kehidupan layak,
Tanpa harus terbelah oleh jurang,
Yang diciptakan oleh keserakahan.
4. Suara Rakyat
Di balik gedung parlemen megah,
Suara rakyat menggaung nyaris tak terdengar,
Tertelan oleh debat tak berujung,
Yang sering kali tak memihak pada mereka.
Petani di ladang,
Buruh di pabrik,
Pedagang kecil di pasar,
Semua menanti janji yang tak kunjung nyata.
Mereka bekerja keras,
Namun hasilnya direnggut tanpa ampun,
Keringat mereka menjadi saksi,
Bahwa keadilan adalah kata tanpa makna.
Mari kita bangkit bersama,
Menyuarakan apa yang seharusnya menjadi hak,
Agar suara rakyat yang tersembunyi,
Menjadi teriakan yang tak bisa diabaikan.