Kostatv.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan bahwa alokasi anggaran untuk ketahanan energi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 mencapai Rp421,7 triliun.
Alokasi ini mencerminkan prioritas pemerintah dalam memperkuat ketahanan energi nasional di bawah arahan presiden terpilih.
Sri Mulyani menjelaskan dalam konferensi pers RAPBN 2025 di Jakarta pada Jumat (16/8/2024), bahwa sebagian besar anggaran ini akan diarahkan untuk meningkatkan subsidi dan kompensasi energi, yang ditetapkan sebesar Rp394,3 triliun.
Angka ini menunjukkan peningkatan 17,8 persen dibandingkan pagu tahun 2024 yang sebesar Rp334,8 triliun. Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk memberikan insentif fiskal yang bertujuan meningkatkan produksi minyak dan gas.
Permintaan ini datang dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, yang meminta perubahan skema bagi hasil dan rezim perpajakan hulu migas melalui revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2017 dan PP Nomor 53/2017.
Baca: Defisit APBN 2024 Membengkak, Sri Mulyani Jelaskan Strategi Pengelolaan
“Kami selalu mendengar dan berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk memastikan bahwa instrumen fiskal dapat mendorong produksi dan ketahanan energi, khususnya dalam meningkatkan lifting minyak dan gas,” kata Sri Mulyani.
Selain subsidi energi, RAPBN 2025 juga mengalokasikan Rp131,3 triliun untuk subsidi non-energi. Jumlah ini meningkat signifikan sebesar 35,5 persen dari pagu 2024 yang sebesar Rp96,9 triliun.
Anggaran tersebut akan difokuskan pada ketahanan pangan, dukungan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), serta kemudahan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk UMKM, petani, dan nelayan.
Selain itu, insentif pajak ditanggung pemerintah (DTP) juga akan diberikan sebagai bentuk dukungan kepada sektor usaha yang lebih luas.
Sri Mulyani memastikan bahwa instrumen fiskal akan terus digunakan secara efektif untuk menjaga ketahanan energi dan mendukung berbagai sektor penting lainnya dalam perekonomian Indonesia.