Entertainment

Mengenang Eko Agus Prawoto: Arsitek Hebat yang Meninggalkan Jejak Berkilau di Indonesia

×

Mengenang Eko Agus Prawoto: Arsitek Hebat yang Meninggalkan Jejak Berkilau di Indonesia

Sebarkan artikel ini

Kostatv.id – Indonesia kehilangan salah satu arsitek handalnya, Eko Agus Prawoto, yang meninggal dunia pada usia 65 tahun pada Rabu, 13 September 2023 lalu. Kabar duka ini disampaikan oleh Yayasan Arkom Indonesia melalui akun Instagram resminya.

Eko Prawoto dikenal sebagai sosok yang sangat dihormati dalam dunia arsitektur Indonesia. Ia juga merupakan Pembina Arkom Indonesia. Dalam unggahannya, Yayasan Arkom Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam atas kepergian Eko, yang telah menjadi panutan bagi banyak orang dalam bidang arsitektur.

“Telah berpulang kehadirat-Nya dengan tenang Ir. Eko Agus Prawoto, MARCH, Pembina Arkom Indonesia. Selamat jalan Bapak kami, panutan kami. Jejak karya dan semangatmu tak akan lekang oleh waktu. Doa kami menyertaimu,” tulis Yayasan Arkom Indonesia.

Eko Prawoto merupakan lulusan arsitektur dari Universitas Gadjah Mada, angkatan 1977. Pada tahun 1985, dia memulai karirnya sebagai dosen dan merintis pendirian jurusan Arsitektur di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta.

Eko tidak hanya berkarir di dunia akademik, tetapi juga melanjutkan studi pascasarjana di The Berlage Institute Amsterdam hingga tahun 1993. Tujuh tahun setelah kelulusannya, pada tahun 2000, Eko mendirikan Eko Prawoto Architecture Workshop.

Baca: Berkibar di Panggung Dunia: Desmonda Cathabel, Perempuan Indonesia dalam Peran Utama Aladdin

Dalam karyanya, ia sering menggunakan bahan lokal dan bekas sebagai ekspresi kreatifnya. Beberapa karyanya yang terkenal antara lain Gereja Kristen Indonesia Sokaraja, Cemeti Art House, Butet Kertaraja House, dan Via-via Cafe.

Karya-karya Eko Prawoto mendapatkan pengakuan dan apresiasi dari berbagai media, baik di tingkat nasional maupun internasional. Bahkan, Taipei Times, media cetak berbahasa Inggris asal Taiwan, pernah secara khusus meliput Eko dan proyek sosialnya yang berlokasi di Ngibikan, Yogyakarta.

Terlepas dari prestasinya dalam dunia arsitektur, Eko memilih untuk menjalani kehidupan pribadinya di desa, bukan di perkotaan yang menawarkan berbagai kemudahan bagi profesinya. Ia memutuskan untuk tinggal di desa dan menjalani hidup sejalan dengan irama pedesaan.

Di desa, Eko membangun sebuah rumah yang mencerminkan gaya arsitektur khasnya. Baginya, suasana desa memberikan ketenangan dan membuatnya merasa lebih sehat secara fisik. Ia mengaku bahwa dia telah menjalani semua anjuran kesehatan, menjaga kondisi tubuh, serta merasa bahagia dan sehat di desa.

Kepergian Eko Agus Prawoto adalah kehilangan besar bagi dunia arsitektur Indonesia, namun warisan karyanya akan tetap hidup dan menginspirasi generasi-generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!