Kostatv.id – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan bangga mengumumkan bahwa tingkat buta aksara di Indonesia telah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Menurut data yang diungkapkan, sebagai bagian dari upaya tahunan, Kemdikbud telah secara konsisten mendorong program penuntasan buta aksara.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Iwan Syahril, menjelaskan bahwa penurunan angka buta aksara adalah salah satu indikator keberhasilan pendidikan suatu negara.
“Dalam rangka memperingati Hari Aksara Internasional (HAI), kami ingin menunjukkan konsistensi pemerintah dalam upaya penuntasan buta aksara dan peningkatan literasi penduduk dewasa,” jelas Iwan Syahril.
Upaya ini diwujudkan melalui program “Merdeka Belajar.” Melalui kebijakan “Merdeka Belajar,” masyarakat Indonesia diberikan kesempatan untuk terus meningkatkan kemampuan literasi, numerasi, dan karakter anak bangsa, serta membangun pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan.
Baca: Tren Transportasi Siswa dan Mahasiswa: Mengapa Kendaraan Umum Semakin Jarang Dipilih?
Peringatan HAI juga dianggap sebagai momentum yang tepat untuk memperkuat komitmen terhadap peningkatan kualitas pendidikan dan pemulihan proses pembelajaran.
Menurut data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, tingkat buta aksara di Indonesia pada kelompok usia 15-59 tahun adalah sekitar 1,50 persen atau sekitar 2.666.859 orang.
Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan data buta aksara tahun 2021 yang mencapai sekitar 1,56 persen atau sekitar 2.761.189 orang.
Selain itu, data juga memberikan gambaran rinci tingkat buta aksara di setiap provinsi di Indonesia, dengan beberapa provinsi mencatat angka buta aksara yang lebih rendah daripada angka nasional.
Ini adalah sebuah prestasi yang menggembirakan dalam upaya meningkatkan literasi di seluruh negeri.
